A. Asal Statistika
Ilmu ini seusia dengan umur peradaban ini, di mana tradisi menghitung merupakan landasan utama dalam membangun peradaban. Semenjak peradaban Yunani ilmu hitung sudah diperkenalkan, dan menjadi alat utama dalam proses pengambilan keputusan. Fenomena ini bisa dilacak dalam tulisan filsof Yunani seperti Aristoteles, maupun Plato yang mengusulkan sistem pemilihan langsung terhadap pejabat publik di mana di kemudian hari dikenal dengan demokrasi langsung. Untuk menghitung siapa yang paling diterima oleh masyarakat dalam pemilihan tersebut maka aspek ilmu hitung menjadi dasar alat pembenar.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium (“dewan negara”) dan bahasa Italia statista (“negarawan” atau “politikus”).
Ilmu ini seusia dengan umur peradaban ini, di mana tradisi menghitung merupakan landasan utama dalam membangun peradaban. Semenjak peradaban Yunani ilmu hitung sudah diperkenalkan, dan menjadi alat utama dalam proses pengambilan keputusan. Fenomena ini bisa dilacak dalam tulisan filsof Yunani seperti Aristoteles, maupun Plato yang mengusulkan sistem pemilihan langsung terhadap pejabat publik di mana di kemudian hari dikenal dengan demokrasi langsung. Untuk menghitung siapa yang paling diterima oleh masyarakat dalam pemilihan tersebut maka aspek ilmu hitung menjadi dasar alat pembenar.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium (“dewan negara”) dan bahasa Italia statista (“negarawan” atau “politikus”).
Penggunaan Statistika sudah dikenal sebelum abad
18, pada saat itu negara-negara Babilon, Mesir dan Roma mengeluarkan
catatan tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan jumlah anggota
keluarga. Kemudian pada tahun 1500, pemerintahan Inggris mengeluarkan catatan
mingguan tentang kematian dan tahun 1662, dikembangkan catatan tentang
kelahiran dan kematian. Baru pada tahun 1772 – 1791, G. Achenwall menggunakan
istilah statistika sebagai kumpulan data tentang negara. Tahun 1791 – 1799, Dr
.E.A.W Zimmesman mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical Account
of Scotland. Tahun 1981 – 1935 R. Fisher mengenalkan analisavarians dalam
literatur statistiknya.
Ilmu hitung kemudian berkembang pesat lagi pada masa imperium Romawi.
Angka angka yang disimbolkan dalam peradaban Yunani dikembangkan dengan symbol
Romawi. Meski angka Romawi tidak praktis, dalam batas tertentu memberikan
pengaruh yang luas bagi perkembangan ilmu hitung. Angka Romawi mampu memberikan
lambing terhadap angka dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan angka
Yunani. Puncak peradaban ilmu hitung menjadi semakin cepat manakala tradisi
Arab mengenalkan simbol angka yang sederhana dan fleksibel.Angka Arab mampu
menyederhanakan simbol menjadi simbol yang mudah dimengerti dan dapat digunakan
secara berulang secara mudah. Misal, untuk mengungkapkan angka 100,
maka cukup hanya menggunakan 2 simbol saja yang sudah dipakai sebelumnya,
demikian pula kalau harus menyebut angka 1 trilyun, angka yang dipakai tetap 1
dan 0, tinggal memperbanyak 0-nya saja. Sangat berbeda dengan angka Romawi,
setiap perubahan persepuluhan harus dikenalkan simbol baru, yang kemudian tidak
dijadikan basis pembuatan angka secara konsisten.
Puncak peradaban ilmu hitung mengalami perkembangan yang sangat pesat,
tatkala tradisi Arab memperkenalkan simbol baru angka 0. Angka ini seakan telah
menjadi angka mu’jizat dalam sejarah peradaban ilmu hitung, sebab dengan
ditemukannya angka 0, maka akan mempersingkat penulisan-penulisan yang berbasis
ribuan sampai tak terhingga. Bayangkan bagaimana menulis simbol satu trilyun
jika menggunakan symbol Romawi. Inilah salah satu sumbangan tradisi Islam dan
Arab yang sering dilupakan oleh orang.
Penggunaan istilah statistika
berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statisticum
collegium (“dewan negara”) dan bahasa Italia statista (“negarawan”
atau “politikus”).Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik
dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis
data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”.
Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai
pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclairmemperkenalkan
nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris.
Jadi,
statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga
administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya
melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi
kependudukan yang berubah setiap saat.Meskipun ada pihak yang menganggap
statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya
menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika
melihat dari sejarah dan aplikasinya.
·
Asal Teori Peluang
Teori probabilitas
kemungkinan berakar pada upaya untuk menganalisis permainan kesempatan oleh
Gerolamo Cardano pada abad keenam belas, dan Pierre de Fermat dan Blaise Pascal
pada abad ketujuh belas (misalnya “masalah poin”). Christiaan Huygens
menerbitkan sebuah buku tentang subjek di 1657.
Awalnya, teori probabilitas terutama dianggap peristiwa diskrit, dan metode terutama kombinatorial. Akhirnya, pertimbangan analitis memaksa penggabungan variabel kontinyu ke dalam teori.
Dalam teori probabilitas modern, pondasi yang diletakkan oleh Andrey Nikolaevich Kolmogorov. Kolmogorov dikombinasikan pengertian ruang sampel, yang diperkenalkan oleh Richard von Mises, dan mengukur teori dan disajikan sistem aksioma nya untuk teori probabilitas pada tahun 1933.
Awalnya, teori probabilitas terutama dianggap peristiwa diskrit, dan metode terutama kombinatorial. Akhirnya, pertimbangan analitis memaksa penggabungan variabel kontinyu ke dalam teori.
Dalam teori probabilitas modern, pondasi yang diletakkan oleh Andrey Nikolaevich Kolmogorov. Kolmogorov dikombinasikan pengertian ruang sampel, yang diperkenalkan oleh Richard von Mises, dan mengukur teori dan disajikan sistem aksioma nya untuk teori probabilitas pada tahun 1933.
·
Perkembangan Ilmu Statistik Beberapa perkembangan ilmu
statistik yang saya bagi dalam tiga tahap yaitu tahap I (awal), tahap II
(pengembangan), dan tahap III (sekarang) :
TAHAP AWAL
TAHAP AWAL
Braham Demoivre
(1667-1754) mengembangkan teori galat atau kekeliruan (theory
of
error) :
1.
Tahun 1757, Thomas Simpson menyimpulkan bahwa terdapat suatu distribusi
yang berlanjut (continues distribution) dari suatu variabel dalam suatu
frekuensi yang banyak
2.
Pierre Simon de Lacplace (1749-1827) mengembangkan konsep demoire dan
Simpson ini lebih lanjut, dan menemukan distribusi normal,
3.
Distribusi lain, yang tidak berupa kurva normal kemudian ditemukan oleh
Francis Galton (1822-1911) dan Karl Pearson (1857-1936)
4.
Karl Friedrich Gauss (1777-1855) kemudian mengembangkan teknik kuadrat
terkecil (least square) simpangan baku, galat baku untuk rata-rata (the
standard error of mean)
TAHAP II
1.
Pearson (1857-1936) melanjutkan konsep-kosnep Galton dan mengembangkan
konsep regresi, korelasi, distribusi chi square dan analisis statistika
kualitatif.
2.
Charles Spearman (1863-1945) murid dari Galton dan Leipzig mengembangkan
konsep one factor model, yang selanjutnya beliau dijuluki sebagai “the father
of factor analysis).
3.
Godfrey Thompson (1881-1955), Cyril Burt (1883-1971), Raymond Cattell
(1905-1998), dan Karl Holzinger (1892-1954) memberi kontribusi pada perluasan
konsep analisis faktor dari Spearman.
4.
Harold Hotelling (1895-1955) memperluas konsep one faktor model dari
Spearman menjadi multiple factor model.
5.
Louis Guttman (1916-1987) mengembangkan Skala yang dikenal dengan skala
Guttman dan banyak memberikan kontribusi pada analisis faktor.
6.
Ronald Alylmer Fisher (1890-1962) mengembangkan desain eksperimen,
disamping analisis varian dan kovarian, distribusi z, t, uji signifikansi dan
teori tentang perkiraan (theory of estimation)
7.
Rensis Likert (1932) mengembangkan Skala yang kemudian dikenal dengan
skala Likert.
SEKARANG
1.
Andrey Kolmogorov (1903 – 1987) dan Smirnov (1900-1966) yang hasil
karyanya sekarang dikenal dengan kolmogorov smirnov test
2.
Neyman, J (1938) yang berkontribusi dengan “Theory Of Sampling Human
Populations”.
3.
Hansen, M. H., and Hurwitz, W. N (1950) pada “Theory Of Sampling From
Finite Populations”
4.
Cochran, W. G. (1953-1963) dan Taro Yamane (1967) yang mengembangkan
Sampling Techniques
5.
Joreskog (1973), Kessling (1973), dan Wiley (1973) membentuk kesatuan
model yang dikenal dengngan persamaan struktural. Joreskog sendiri memberikan
kontribusi pada metode maximum likehood
6.
dan para pakar lainnya yang banyak berkontribusi dalam pengembangan ilmu
statistik modern.
B.
Perbedaan Statistik dengan Statistika
·
Definisi Statistik
Statistik adalah Secara etimologis
kata ” Statistik ” berasal dari status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan
arti dengan kata State (bahasa Inggris) atau kata Staat (bahasa
belanda) kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data),
baik yang berwujud angka ( data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka
(data kualitatif) yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi
suatu negara, statistic menunjuk pada data atau objek, statistik adalah
sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun
(masih acak) maupun angka angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau
grafik.
·
Definisi Statistika
Statistika
adalah suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis
data dapat diperoleh informasi yang bermanfaat.
Statistika menyedikan prinsip dan metodologi untuk merancang
proses pengumpulan data , meringkas dan menyajikan data yang telah diperoleh
, menganalisis dan pengambilan keputusan secara ringkas.
Secara umum, pengertian statistik menganalisis
dan pengambilan keputusan secara ringkas. Secara umum, pengertian
statistik adalahpengetahuan yang berkaitan dengan pengumpulan
angka-angka , pengolahan , danpenganalisisan , penarikan kesimpulan
, serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan yang sudah
dianalisis.
C. Pembagian Statistik
Metode statistika adalah metode-metode/prosedur-prosedur untuk pengumpulan, penyajian, analisis, dan kesimpulan dari data. Berdasarkan Metodenya statistik dibedakan menjadi dua yaitu :
·
Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat
digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik (misalnya
menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk
tabel atau grafik), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut,
sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna.
·
Statistik Inferensial
Statistika
inferensial yaitu metode-metode untuk menganalisis sampel dari populasi
sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang populasi dari sampel
tersebut. Terdapat dua macam statistik inferensial, yaitu; statistik
parametris digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil
dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non parametris
digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinat dari populasi yang bebas
distribusi.
D. Kegunaan dan Fungsi Statistika
·
Fungsi Statistik
Secara umum dapat dikemukakan bahwa Statistik sebagai ilmu pengetahuan
pada dasarnya berfungsi sebagai alat bantu. Misalnya:
(a) Sebagai alat bantu untuk meringkas laporan, baik laporan
administratip maupun
laporan hasil penelitian ilmiah, yang
berupa atau terdiri dari angka-angka atau bilangan-
bilangan
(b) Sebagai alat bantu di dalam menyusun perencanaan, terutama
perencanaan yang
memerlukan bahan-bahan keterangan yang berupa
angka-angka
(c) Sebagai alat bantu di dalam mengadakan evaluasi atau penilaian
terhadap suatu gejala,
peristiwa atau keadaan, dan lain
sebagainya.
·
Kegunaan Statistik Sebagai Ilmu Pengetahuan
(a) Untuk menggambarkan keadaan, baik secara umum amupun secara khusus;
(b) Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan (pasang-surut) dari waktu ke
waktu
(c) Untuk mengetahui permandingan (membandingkan) antara gejala yang satu dengan
gejala yang lain
(d) Untuk menilai keadaan dengan jalan menguji perbedaan antara gejala yang satu dengan
gejalayang lain
(e) Untuk menilai keadaan dengan jalan mencari hubungan antara gejala yang satu dengan
gejala yang lain
(f) Untuk menjadi dasar atau pedoman, baik di dalam menarik kesimpulan, mengambil
keputusan, serta memperkirakan terjadinya sesuatu hal atas dasar bahan-bahan
keterangan (data) yang telah berhasil dihimpun, dan lain sebagainya.
(b) Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan (pasang-surut) dari waktu ke
waktu
(c) Untuk mengetahui permandingan (membandingkan) antara gejala yang satu dengan
gejala yang lain
(d) Untuk menilai keadaan dengan jalan menguji perbedaan antara gejala yang satu dengan
gejalayang lain
(e) Untuk menilai keadaan dengan jalan mencari hubungan antara gejala yang satu dengan
gejala yang lain
(f) Untuk menjadi dasar atau pedoman, baik di dalam menarik kesimpulan, mengambil
keputusan, serta memperkirakan terjadinya sesuatu hal atas dasar bahan-bahan
keterangan (data) yang telah berhasil dihimpun, dan lain sebagainya.
·
Kegunaan Statistik dalam Pendidikan
Satistika dalam pendidikan berfungsisebagai alat bantu pendidikan dalam
pengolahan, analisis, dan penyimpulan hasil yang dicapai dalam pendidikan.
a. Contohnya yaitu satistika dalam dunia pendidikan dapat
dirasakan manfaatnya oleh para pemakainya( seperti pendidik, mahasiswa,
peneliti dan lain-lain). Misalnya dalam pendidikan dipakai kegiatan evaluasi
penilaian dan penelitian. Dalam kegiatan evaluasi, statistik menjadi alat bantu
untuk menganalisis dan menyimpulkan data hasil evaluasi. Sebagai conth, ketika
para guru mengevaluasi ketercapaian hasil pendidikan, biasanya data yang
terkumpul berbentuk data kuantitatif dan tersebut di uji menggunakan statistika
sehingga diperoleh kesimpulan berapa banyak yang mempunyai nilai baik, sedang,
dan mempunyai nilai kurang. Dalam kegiatan pendidikan statistika banyak dipakai
untuk mendeskripsikan data kuantitatif yang terkumpul.
b. Contoh lainnya yaitu Data tentang
anggaran pendidikan (misalnya belanja rutin pegawai, dana kesiswaan, dan
lain-lain)
c. Data tentang Kepustakaan, administrasi , dan
perlengkapan sekolah seperti jumlah buku dalam perpustakaan menurut kategori
buku).
·
Kegunaan Statistika dalam Pendidikan Fisika
- alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari suatu
populasi. Dengan
demikian jumlah sampel yang diperlukan lebih dapat dipertanggungjawabkan
demikian jumlah sampel yang diperlukan lebih dapat dipertanggungjawabkan
- alat untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen. Sebelum intrumen
digunakan untuk
penelitian, maka harus diuji validitas dan reabiltasnya
terlebih dahulu
- teknik-teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif.
Tekni-teknik penyajian data
ini antara lain: tabel,grafik,diagram lingkaran,dan pictogram.
ini antara lain: tabel,grafik,diagram lingkaran,dan pictogram.
-alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan. Dalam hal ini statistik
yang digunakan antara lain: korelasi, regresi, t-test, anova,
dll.
E.
Pengertian Penelitian
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat
empat hal yang perlu dipahami lebih lanjut yaitu: cara ilmiah,
data, tujuan dankegunaan.
Penelitian merupakan cara ilmiah, berarti
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional,
empiris dan sistematis. Rasional artinya kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam penelitian
itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang akan digunakan.Sistematis artinya, proses yang
digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu
mempunyai kriteria tertentu, yaitu harus valid,
reliabel dan obyektif. Valid menunjukkan derajat
ketetapan, yaitu ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Reliabel menunjukkanderajat
konsistensi yaitu konsistensi data dalam interval waktu
tertentu.Obyektif menunjukkan derajat persamaan persepsi antar
orang (interpersonal agreement).
Secara umum tujuan penelitian itu meliputi tiga macam yaitu yang
bersifat:
A. Penemuan
Berarti data yang diperoleh dari penelitian itu betul-betul data yang
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
B. Pembuktian
Berarti data yang diperoleh itu diperlukan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap suatu pengetahuan.
C. Pengembangan
Berarti data yang diperoleh dari penelitian itu digunakan untuk
memperdalam dan memperluas suatu pengetahuan.
Melaui penelitian manusia dapat
menggunakan hasilnya.Secara umum data yang diperoleh dari hasil penelitian
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, mengantisipasi masalah dalam
kehidupan manusia. Memahami berarti memperjelas suatu masalah yang sebelumnya
tidak diketahui lalu menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau
menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti suatu upaya yang dilakukan
sehingg masalah tidak timbul.
F. Variabel Peneltian
·
Pengertian Variabel
Variabel penellitian pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,
atau obyek yang mempunyai “variasi” anatar satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Fardhay, 1981).
·
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk(constructs)atau
sifat yang akan dipelajari.
·
Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas(qualities) dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Menurut Hubungan antara satu variabel debgan variabel yang lain ,
macacam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 5, yang
meliputi :
·
Variabel Independen (stimulus, predictor, antecedent)
Dalam Bahasa Indonesia sering
disebut dengan variable bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent (terikat).
Contoh Hipotesis :
Terdapat pengaruh jumlah jam
mengajar guru dalam seminggu terhadap kualitas dalam mengajar.
Variabel Independen :
Jumlah jam mengajar Variabel dependen : kualitas mengajar
·
Variabel Independent (Output, criteria, dan
konsekuen)
Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel
terikat erupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
Contoh dari variabel terikat :
Hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan, hasil belajar
siswa adalah skor yang diperoleh dari hasil posttes.
·
Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah ) hubungan antara variabel independent dengan dependent. Variabel
ini disebut juga variabel independent ke dua.
Contoh dari variabel terikat :
Hubugan suami dan istri akan semakin baik(kuat) jika mempunyai anak dan
akan semakin renggang jika ada pihak ketiga yang ikut mencampuri.
Disini anak sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan , dan
orang ketga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan.
·
Varabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel Independent dengan dependen, tetapi tidak dapat
diamati dan di ukur. Variabel ini merupakan variabel penyela / antara yang
terletak di antara variabel independent dengan variabel dependent, sehingga
variabel independent tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya
variabel dependent.
Contoh variabel Intervening :
Terdapat pengaruh jumlah biaya pendidikan yang di keluarkan oleh orang
tua terhadap gaya hidup mahasiswa dan berimbas pada IPK mahasiswa tersebut.
Variabel Independen : Jumlah biaya pendidikanVariabel dependen : IPK
mahasiswaVariabel intervening : gaya hidup.
·
Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga huungan variabel independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh para
peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan melalui
penelitian eksperimen.
Contoh variabel control adalah :
1.
Guru. Guru yang mengajar kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol adalah sama atau setara, yaitu guru bidang studi matematika dengan
kualifikasi ijazah yang sama
2.
Materi Pembelajaran. Materi Pembelajaran pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol sama, yaitu materi Aritmetika Sosial berdasarkan Kurikulum
Matematika 2004 SMP/MTs.
3.
Waktu. Jumlah waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama
G. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian
kuantitatif/positivitik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahywa suatu gejala
itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab
akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan
kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti
tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigm penelitian atau model penelitian
J Jadi dalam hal ini paradigma penelitian dalam hal ini
diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus menecerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan
digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma atau model
penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey seperti gambar
berikut:
·
Paradigma Sederhana
Paradigma penelitian
ini terdiri atas variabel independen dan dependen.
Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 1.5 berikut ini.
Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 1.5 berikut ini.
X = kualitas alat
Y =
kualitas barang yang dihasilkan
Berdasarkan paradigma tersebut, maka kita dapat menentukan:
(a) Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua,
dan asosiatif ada satu yaitu:
·
Rumusan masalah deskriptif (dua)
·
Bagaimana X ? ( kualitas alat )
·
Bagaimana Y ? ( kualitas Barang )
·
Rumusan masalah asosiatif/hubungan (satu)
·
Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengankualitas
barang yang dihasilkan?
(b) Teori yang digunakan ada dua, yaitu
a. teori tentang alat-alat kerja
b. tentang kualitas barang.
a. teori tentang alat-alat kerja
b. tentang kualitas barang.
(c) Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam hipotesis
deskriptif danhipotesis asosiatif
hipotesis deskriptif sering tidak
dirumuskan).
a. Dua hipotesis Deskriptif
- Kualitas alat
yang digunakan oleh lembaga tersebut telah mencapai 70% baik.
- Kualitas barang yang
dihasilkan oleh lembaga tersebut telah mencapai 99% dari
yang diharapkan.
b. Hipotesis Asosiatif
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas alat dengankualitas
barang
yang
dihasilkan. Hal ini berarti bila kualitas alat ditingkatkan,
makakualitas barang
yang dihasilkan
akan menjadi semakin tinggi ( kata signifikan hanya digunakan apabila
hasil uji
hipotesis akan digeneralisasikan ke populasi di mana sampet tersebut diambil)
(d)
Teknik analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan
mudah
ditentukan teknik
statistic yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.
- Untuk dua hipotesis deskriptif,
bila datanya berbentuk interval atau ratio, maka
pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
- Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio,
- Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio,
maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product
Moment.
·
Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya
masih
sederhana.
Lihat gambar 1.6
X1 = kualitas input
X2 = kualitas proses
X3 = kualitas output
Y = kualitas outcome
Gambar 1.6 adalah paradigm sederhana berurutan,
menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel ( X1 dengan
X2 ; X2dengan X3 dan X3 dengan
Y ) tersebut digunakan teknik korelasi sederhana. Naik turun harga Y dapat
diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3,dengan persamaan Y =
a + b X3 .
·
Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Dalam paradigma
ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini
terdapat 3 rumusan masalah deskriptif, dan 4 rumusan masalah asosiatif ( 3
korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda ). Gambar 1.7
X1 = lingkungan keluarga
X2 = demografi
Y = keberhasilan usaha
Gambar 1.7 adalah paradigma ganda dengan dua variabel
independen X1 dan X2, dan satu variabel
dependen dengan Y. Untuk mencari hubungan X1dengan Y dan X2 dengan
Y, menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan
X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.
·
Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3 )
dan satu dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah
asosiatif (hubungan) untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1. Lihat
gambar 1.8
X1 = kualitas mesin
X2 = gaya kepemimpinan
manajer
X3 = sistem karir
Y = produktivitas kerja
Gambar 1.8 adalah paradigma ganda dengan tiga
variabel independen yaitu X1, X2, dan X3. Untuk
mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2dengan
Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2 ;
X2 dengan X3 ; dan X1 dengan X3 dapat
menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara
bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y
digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana, dan ganda serta korelasi parsial
dapat diterapkan dalam paradigma ini.
·
Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
X = tingkat pendidikan
Y1 =
gaya kepemimpinan
Y2 =
disiplin kerja
Gambar 1.9 adalah paradigma ganda dengan satu
variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X
dan Y1 , dan X dan Y2 digunakan teknik korelasi
sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2 .
analisis regresi juga dapat digunakan disini.
·
Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel
independen (X1, X2 ) dan dua variabel dependen
(Y1 dan Y2 ). Terdapat 4 rumusan masalah
deskriptif, dan enam rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi
ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara
simultan.
X1 = kebersihan kereta
X2 = pelayanan KA
Y1 = jumlah tiket yang terjual
Y2 = kepuasan penumpang KA
Gambar 1.10 adalah paradigma ganda dua variabel
independen dan dua variabel dependen. Hubungan antar variabel r1, r2,
r3, r4, r5 dan r6 dapat
dianalisis dengan korelasi sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama
dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan
X2 bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis
dengan korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga
digunakan untuk memprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang
kereta api.
·
Paradigma Jalur
X1 = status social ekonomi
X2 = IQ
X3= motivasi berprestasi (need
of achievement)
Y = presatsi bisnis
Kesimpulan :
1.
Statistika adalah cabang dari matematika dan merupakan tubuh pengetahuan
yang menekankan pada metode untuk menjawab pertanyaan dengan mengadakan
pengumpulan dan menginterprestasikan data empiris terlebih dahulu. Dalam hal
ini meliputi tahapan penelitian empiris, yaitu mendesain, mengobservasi,
mencatat, menganalisis, merangkum, menarik kesimpulan, dan melaporkan serta
menyajikan hasil.
2.
Statistika adalah Secara etimologis kata ” Statistik ” berasal dari
status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata State (bahasa
Inggris) atau kata Staat (bahasa belanda) kata statistik diartikan
sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (
data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif) yang
mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara, statistic
menunjuk pada data atau objek, statistik adalah sekumpulan angka untuk
menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun (masih acak) maupun angka
angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik.
3.
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung
rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel
atau grafik sehingga data mentah lebih mudah “dibaca” dan lebih bermakna.
Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian
hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.
DAFTAR PUSTAKA
Jujun S. Suriasumantri. 2003. Filsafat Ilmu. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, pp. 211
Sugiyono, Prof. Dr. 2014.Statistika
untuk Penelitian. Bandung :
Alfabeta
Setyo Hari Wijanto. 2008. SEM dengan LISREL. Yogyakarta : Graha Ilmu
http://en.wikipedia.org/wiki/Probability_theory
http://mariatul-qibthiah.blogspot.com/p/sejarah-statistik.html
Setyo Hari Wijanto. 2008. SEM dengan LISREL. Yogyakarta : Graha Ilmu
http://en.wikipedia.org/wiki/Probability_theory
http://mariatul-qibthiah.blogspot.com/p/sejarah-statistik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar